PORTALMAKASSAR.COM – Maraknya peredaran ikan invasif di wilayah Sulawesi Selatan yang berasal dari luar tanpa diketahui asal usulnya dapat memberikan dampak negatif pada ekosistem dan spesies ikan endemik yang ada di Sulawesi Selatan. Selain itu, regulasi terkait pemasukan spesies akuatik asing belum dipertajam dalam ranah penegakan hukum dalam bentuk pemberian sanksi yang tegas.
Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi narasumber dalam kegiatan Tudang Sipulung dengan tema Penanganan Ikan Sapu-sapu di Danau Tempe tanggal 16 Maret 2019. Kegiatan ini merupakan kerjasama KKP dengan DPR RI, PT. Perikanan Indonesia, Dinas Kelautan dan Perikanan propinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Wajo.
Pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menjadi narasumber adalah Kepala BKIPM Makassar, Kepala BPBAP Takalar dan Kepala BRPBAP3 Maros. Adapun dari DPR RI yang menjadi narasumber adalah Andi Mariattang, anggota Komisi II DPR RI.
Sebelum kegiatan tudang sipulung, dilakukan kegiatan lomba menangkap ikan sapu-sapu atau dalam bahasa daerahnya dikenal dengan bale tokke. Lomba ini diikuti oleh nelayan dan masyarakat di sekitar danau Tempe dan berhasil mengumpulkan 130 ekor ikan sapu-sapu dalam waktu 2 jam.
Kepala BKIPM Makassar, Sitti Chadidjah, menyatakan invasi ikan sapu-sapu di danau Tempe sangat massif dan mengganggu pergerakan ekonomi atas dampak yang ditimbulkannya. “Ikan sapu-sapu merupakan ikan invasif yang dilarang pemasukannya ke Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 41 tahun 2014. Kalau ditemukan di alam, metode yang efektif digunakan adalah dimusnahkan. Kalau dikonsumsi, belum ada kajian terkait kandungan gizi dan bahan cemaran didalamnya” terang Sitti.
Hal penting terkait dengan ikan asing invasif adalah adanya peningkatan pengawasan dan pengendalian secara terpadu, sehingga penyebaran dan dampak yang ditimbulkan dapat ditekan khususnya ikan asing yang bersifat karnivora dan cepat berkembang biak sehingga tidak menyebabkan musnahnya spesies ikan asli Sulawesi Selatan. (*)