PORTALMAKASSAR.COM – Ditengah pemerintah berjibaku memerangi penyebaran covid-19 dan meminta warga untuk tetap tenang, info-info yang tidak dapat dipertanggungjawabkan masih saja bermunculan.
Seperti informasi mengenai rencana penutupan jalan di Kabupaten Gowa yang beredar di media sosial, sejak Kamis (9/4/2020).
Dalam pesan tersebut bertuliskan :
Ijin meneruskan informasi mengenai rencana penutupan jalan di kab. Gowa.
Penutupan jalan poros Panciro/pertigaan Barombong.
Penutupan pertigaan Taciri Barombong.
Penutupan arus lantas batas kota Gowa – Makassar diarahkan ke Jln Syeh Yusuf.
Penutupan per3an Parang Tambung Gg Tata.
Penutupan arus lantas yg ke patus massa/jembatan di belok kirikan ke kananl.
Penutupan di jalan Patung Badik diputar balikkan ke Makassar.
Penutupan di Jln Antang-batas Gowa- Antang diputar balik kan arus lalin ke Makassar.
Jalan poros Malino ditutup jalan di balikkan ke Malino Sinjai.
Dalam pesan ini dituliskan hastag : #10-12/4/2020 #StayAtHome #SatlantasGowa
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol, Ibrahim Tompo yang dikonfirmasi Portal Makassar melalui telepon selulernya, menyebut info itu tidak bisa dipertanggungjawabkan alias hoax.
“Tidak benar,” balas Kombes Pol Ibrahim Tompo melalui WhatsApp saat dimintai kebenaran informasi tersebut, Kamis (9/4) malam.
Disaat yang sama, Yos salahsatu warga Gowa menyampaikan sejak semalam jalan-jalan yang dimaksud masih beroperasi tidak ada penutupan atau rencana penutupan seperti informasi yang beredar.
“Saya baru pulang dari Galesong ke Panciro tidak ada penutupan Pak,” katanya, Kamis (9/4) malam.
Akhir-akhir ini info-info terkait penutupan jalan di perbatasan, lalu pemeriksaan KTP, hingga yang bukan domisili dilarang masuk sudah dibantah pihak berwenang. Mulai dari kepolisian hingga pemerintah seperti dinas perhubungan.
Seperti perbatasan Maros – Makassar baru-baru ini adalah tidak benar jika warga dilarang masuk perbatasan. Yang ada pemeriksaan suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan.
Sejak kemarin, telah viral di berbagai grup whatsapp dan media sosial ajakan “Berhenti Total Tiga Hari” antara 10 sampai 12 April 2020. Dengan tulisan lain serempak seluruh Indonesia demi melawan covid-19.
Dampak dari itu, pusat perbelanjaan seperti di pasar langsung diserbu warga yang ingin membeli sembako persiapan untuk berhenti total tiga hari.
Info itu juga diklarifikasi pemerintah, bahwa hoax. Melalui kementrian Komunikasi dan Informasi telah menegaskan tidak benar.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menegaskan ajakan tersebut tidak jelas sumbernya.
“Tidak bisa dipertanggungjawabkan,” kata Achmad Yurianto Kamis (9/4/2020).
Meski demikian, ia mengajak warga untuk tetap di rumah, untuk memutus penyebaran covid-19.