PORTALMAKASSAR.COM – Gerakan Admin Sulsel (GASS) melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) Prov. Sulsel salurkan bantuan kemanusiaan untuk Pak Anas yang terkena listrik saat bekerja. Bantuan ini diserahkan langsung kepada Anas dirumahnya Antang, Makassar. Jum’at (24/1/2020)
Penyerahan bantuan dilakukan oleh Catherin Imran selaku Head Of Marcom ACT Sulsel dan Arfah Aksa Ali selaku ketua GASS (Gerakan Admin Sulsel) diserahkan langsung kepada Pak Anas. Catherin menyatakan ucapan terima kasihnya kepada para sahabat dermawan atas amanah yang diberikan untuk Pak Anas dan ACT sebagai lembaga kemanusiaan profesional dan global selalu berupaya untuk memberikan solusi atas permasahalan kemanusiaan yang terjadi baik secara Nasional maupun Internasional.
“Kami (ACT) selalu berupaya hadir dalam setiap isu kemanusiaan baik yang ada di Indonesia maupun Dunia. Apalagi jika masalah kemanusiaan itu datang dari lingkungan terdekat kita contohnya kasus Pak Anas ini, yang jauh saja kita bantu yang dekat apalagi,” ujarnya Catherin.
Disisi lain, Anas yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan yang diupah dengan rata-rata penghasilan Rp. 50 ribu per hari, hanya mampu terbaring tak berdaya di rumah seukuran 3X4 meter miliknya. Ia mengalami kecelakaan saat sedang bekerja pada akhir September 2019 lalu.
Anas mengatakan bahwa kecelakaan yang dialaminya bermula saat ia sedang bekerja memasang atap kanopi di sebuah rumah di bilangan Minasa Upa Makassar. Sayangnya, terdapat kabel telanjang membentang yang menyengat beliau serta menghanguskan hampir seluruh bagian tubuhnya.
“Waktu itu saya memasang kuda-kuda baja ringan atap kanopi. Kejadiannya pada hari senin jam 9 pagi, namun bagian atas dari baja ringan itu mengenai kabel telanjang yang ada pada tiang listrik dekat situ, sehingga baja ringan yang saya pegang itu dialiri aliran listrik tegangan tinggi dan sekejap tubuh saya terbakar,” ujarnya
Beruntung, ayah dari dua orang anak tersebut masih bisa diselamatkan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Beliau sempat menjalani operasi sekali pada bagian punggungnya, namun karena terkendala biaya, akhirnya operasi pun terhenti. Kini beliau hanya bisa rawat jalan sambil menebus resep obat pengurang rasa nyeri.
Anas menambahkan hingga saat ini luka bakar yang dideritanya telah berangsur pulih walaupun harus melewati operasi sebanyak dua kali dengan biaya yang tidak sedikit. Adapun biaya operasinya diambil dari bantuan donatur dan Kartu Indonesia Sehat (KIS)
“Dalam sebulan terakhir ini, saya melakukan operasi sebanyak dua kali dan Alhamdulillah ada beberapa dana bantuan dari para donatur dan juga saya pakai kartu KIS untuk berobat, itu sangat membantu sekali,” tambahnya.
Saat ini, kondisi Anas sudah berangsur pulih namun luka bakar beliau masih butuh pengobatan. Apalagi dengan kondisi ekonomi yang belum stabil dan harus menanggung dua orang anak.
ZAKI RIFAN