PORTALMAKASSAR.COM – Masjid Babussalam Pelabuhan Makassar memberikan bantuan dana untuk warga di Palestina. Bantuan tersebut akan digunakan untuk pengiriman logistik melalui program Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP).
Pada Selasa (26/03/2019), bantuan secara simbolis dilaksanakan di Masjid Babussalam Pelabuhan Makassar, Jl. Soekarno, Makassar.
Bantuan dari Masjid Babussalam Pelabuhan Makassar tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Pengurus Masjid Babussalam, Bpk Rusman didampingi oleh Farid Padang selaku Direktur Utama PT. Pelindo IV kepada pihak ACT Sulawesi Selatan yang.
Ingatan bangsa masih kuat tentang bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Tepat Februari 2018, Kapal Kemanusiaan untuk Palestina membawa amanah bangsa Indonesia berupa 2.000 ton beras, mengarungi samudera menuju tanah yang diberkahi, Palestina.
Sebagaimana disampaikan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin, ikhtiar memberangkatkan Kapal Kemanusiaan Palestina tidak sekadar dianggap sebagai momen mengangkut beras untuk rakyat Palestina. Lebih dari itu, keberangkatan kapal tersebut sebagai ekspresi pembelaan Indonesia, wujud nyata mengalirkan kepedulian dan doa tulus dari bangsa Indonesia.
“Kapal Kemanusiaan Palestina adalah pemersatu bangsa-bangsa merdeka, bangsa-bangsa berdaulat. Menjadi motor kemerdekaan Palestina.
Bagi ACT, Kapal Kemanusiaan Palestina adalah tentang perjalanan kemanusiaan, bentuk kepedulian konkret bangsa Indonesia untuk Palestina.
Tahun ini, semangat kemanusiaan itu akan segera digelorakan. Misi kemanusiaan ini akan menentukan posisi bangsa Indonesia sebagai bangsa tangan di atas. Bantuan Kapal Kemanusiaan tahun 2019 siap berlayar kembali menuju Palestina sebelum Ramadan tiba.
Andy Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) – ACT mengatakan, KKP diikhtiarkan berlayar pada akhir Maret atau pertengahan April, dengan jumlah bantuan yang dibawa mencapai ribuan ton.
“Sejumlah perizinan sudah diurus. Ada tiga item yang akan dikirimkan, yaitu tepung, gula, dan susu bubuk,” kata Faradiba
Faradiba menjelaskan, saat ini tim tengah memulai perizinan barang-barang agar layak masuk sesuai perizinan negara tujuan.
“Tiga bahan ini sudah mendapat persetujuan SNI, namun masih menunggu izin dari Palestina seperti sertifikasi layak konsumsi dan sertifikasi halal. Untuk itu perizinan masih diurus,” terangnya.
(ERVIN SAPUTRA/RL)