Laporan: IGA Kumarimurti (Pemred Portal Makassar)
PORTALMAKASSAR.COM – Sekian lama hampir memasuki bulan ke-10 dilanda pandemi Covid-19, daerah wisata di Pulau Lombok tetap belum ramai.
Nampak salah satu destinasi laut Tanjung An yang terkenal dengan butiran pasirnya sebesar biji lada/merica begitu lenggang.
Fasilitas yang ada kosong, tidak seorang pun terlihat duduk dan beraktivias seperti biasa.
Di tahun lalu, di tempat ini biasanya wisatawan asing lalu-lalang berjemur, berjalan, dan berenang.
Bali yang merupakan salah satu favorit bagi kedatangan wisata mancanegara saja mencatat kerugian sebesar Rp 9,7 triliun/bulan.
Anjloknya berdampak bagi daerah lain. Seperti Lombok yang berada di sebelah Bali, sangat terasa. Di kenormalan baru masih nampak senyap.
Ada beberapa penjaja sovenir sengaja mengobral barang dagangan dengan harga rendah, pembelinya bergeming.
Kondisi perekonomian memang membuat babak-belur. Kuartal ke II 2020 terkontraksi cukup dalam -5,38 persen.
Dan jika di kuartal ke III kembali terkontraksi maka Indonesia akan mengalami jurang resesi, tidak terkecuali sektor pariwisata juga akan terdampak.
Dilansir dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sebelum Covid-19, kunjungan wisatawan mencapai 18 juta/hari, sekarang mentok di angka 2,4-4 juta/hari
Anjloknya kunjungan wisatawan mancanegara berdampak pada pemasukan para pelaku pariwisata daerah.
Salah satunya tetangga pulau Dewata, Pulau Lombok. Pantai Tanjung An Kuta sepi.
Demikian juga dibeberapa obyek lainnya yang tersedia disitu yang kebetulan dilewati, Desa Sade, tidak nampak penuh seperti biasa. Parkiran dan bus pengangkut wisatawan kosong.
Semoga situasi sulit segera berakhir. Tentunya dengan kreatifitas dan alternatif yang menyelamatkan dari gempuran berbagai faktor tidak terduga lainnya. Tersenyumlah negeriku.