Oleh : Dr. Sakka Pati, S.H., M.H
Kapuslitbang Konflik, Demokrasi, Hukum, dan Humaniora LPPM Unhas
PORTALMAKASSAR.COM – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 sudah di depan mata. Itu artinya, setiap daerah yang menyelenggarakan Pilkada serentak 2020 ini harus bersiap menyambut pemimpin yang terpilih dan akan menjalankan pemerintahan daerah satu periode kepimimpinan ke depan.
Termasuk Kota Makassar, yang juga menyelenggarakan Pilkada serentak untuk memilih walikota/wakil walikota.
Meski sebelumnya pada tahun 2018, Makassar juga melaksanakan pilkada serentak bersama dengan beberapa daerah lain, namum sebagai dampak dari Pilkada pada saat itu dimenangkan oleh kotak kosong maka pada tahun ini kembali Makassar melaksanakan pemilihan walikota dan wakil walikota untuk periode 2021-2024.
Jika pada Pilkada sebelumnya yang hanya diikuti oleh dua peserta, yakni pasangan Appi- Cicu berhadapan dengan kotak kosong, maka tahun ini pemilihan walikota Makassar diikuti oleh empat (4) pasang calon dengan membawa program-program unggulan masing-masing.
Menjelang hari H dan puncak kontestasi politik yang akan diselenggarakan pada 9 Desember 2020, masyarakat harus siap dan menentukan pilihan terhadap salah satu calon yang akan dipercayakan untuk mempimpin jalannya pemerintahan Kota Makassar 5 tahun ke depan.
Untuk itu, masyarakat harus mengenali visi dan misi para kandidat yang sedang bertarung dalam pesta demokrasi di tingkat daerah ini. Tiga hari masa tenang menjadi kesempatan bagi kandidat dan timnya yang berkontestasi untuk berdoa, menenangkan diri serta instrospeksi diri setelah melalui masa kampanye yang pastinya cukup melelahkan.
Berbeda dengan penyelenggara yang harus tetap bergerak mempersiapkan segala sesuatunya agar proses pemungutan suara dapat berjalan dengan baik serta sesuai protokol kesehatan, termasuk melakukan pengawasan potensi pelanggaran yang terjadi di masa tenang, baik berupa kampanye yang sudah dilarang maupun politik uang yang kemungkinan besar terjadi, di masa tenang dan di hari pemungutan suara.
Dari pengalaman pemilu/pilkada sebelumnya dikenal dengan “serangan fajar”.
Sisa waktu dimasa tenang adalah kesempatan untuk mendalami visi-misi dan program-program unggulan para kandidat yang maju dalam pemilihan walikota Makassar Tahun 2020.
Memahami dan mendalami apa yang dijanjikan sangat diperlukan, karena hasil pemilihan pada 9 Desember akan menentukan nasib dan arah kebijakan pemerintah Kota Makassar terhadap masyarakat Makassar dalam lima tahun ke depan, juga karena walikota/wakil walikota yang terpilih akan dihadapkan pada ujian dan tanggung jawab besar, mengingat situasi dan kondisi bangsa dalam berbagai sektor saat ini cukup terpengaruh sebagai dampak pandemic Covid-19 yang telah berjalan hampir setahun ini.
Tentunya banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah yang menanti, terutama dalam menanggulangi pandemi Covid-19 yang saat ini kembali mengalami peningkatan.
Masyarakat yang mulai lalai dalam menerapkan protokol kesehatan, dan seolah covid -19 sudah tidak ada lagi.
Tak kalah penting menjadi perhatian utama adalah kondisi sosial, politik dan ekonomi yang turut berdampak besar bagi masyarakat Kota Makassar.
Mengingat begitu besar pengaruh seorang pemimpin pada suatu daerah, maka sudah seharusnya masyarakat memilih berdasarkan visi dan misi, serta program-program unggulan yang ditawarkan masing-masing calon.
Masyarakat harus pandai menilai dan melihat kembali apa yang dibutuhkan dari sosok seorang pemimpin.
Masyarakat harus cerdas dalam menggunakan hak politiknya dalam memilih pemimpinnya, bukan sekadar memberikan suara tanpa tahu apa yang menjadi alasan.
Mozaik pemikiran para kandidat sudah tersajikan di masa kampanye yang telah lewat, tinggal datang ke TPS dan bersama- sama menanti hasil siapa pemimpin yang terpilih.