LIMA kali gagal jadi ASN, ia akhirnya mencoba peruntungan di medan berbeda. Kini, ia menapak karier emas, memadukan dunia politik dan entrepreneur.
“Lima kali saya daftar PNS, tapi selalu gagal. Akhirnya atas saran suami saya coba masuk di dunia politik,” terang Hj Hilmiaty Asip kepada Portalmakassar.com, Sabtu (14/3/2020).
Kiprahnya di panggung politik ia mulai di Partai Hanura tahun 2006. Di parlemen, ia sangat getol menyuarakan hak-hak gender.
Hilmi dikenal sangat konsen pada isu kesetaraan. Tak heran selama dua periode menjadi legislator, ia menjadi representasi perempuan Bulukumba.
“Karena saya sangat mengidolakan RA Kartini. Terinspirasi dari beliau, saya pun mengabdi untuk kaum perempuan lewat jalur politik,” ujar Hilmi.
Perempuan kelahiran 1976 ini menuturkan, mengabdi di dunia politik tak pernah terpikir sebelumnya. Dulu ia bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (ASN-sekarang). Tapi cita-cita itu kandas.
“Saya mendaftar ASN 5 kali. Tapi selalu gagal,” kenangnya.
Hilmi hampir kehilangan kepercayaan diri. Ia merasa cita-citanya telah terkubur.
Saat semua hampir pupus, suami memberinya pilihan terjun ke politik. Suami meyakinkannya bahwa politik juga jalur pengabdian.
“Saya sempat ragu. Itu dunia yang benar-benar baru buat saya. Tapi suami mendorong saya. Katanya legislatif juga penentu kebijakan. Di legisalatif kita bisa mengabdi untuk orang banyak,” cerita Hilmi.
Akhirnya ia mencoba peruntungan di sana. Ia bergabung di Partai Hanura tahun 2006.
Setelah menembus kursi parlemen di DPRD Bulukumba, Hilmi memulai semuanya. Rupanya, intuisi sang suami tak salah. Hilmi menunjukkan karakter sebagai wakil rakyat.
Di parlemen, sepak terjangnya sebagai wakil perempuan, dipuji banyak orang. Seruannya tentang hak-hak perempuan juga tak berhenti ia suarakan.
“Saya mencoba membangkitkan perempuan Bulukumba. Mereka tidak boleh tertinggal. Mereka juga harus keluar dari keterbatasan. Karena sebenarnya tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. Semua hanya masalah kesempatan dan kemauan,” katanya.
Hilmi mengatakan, politik telah membuatnya melek dengan keadaan. Di masyarakat, realitas tampak sangat berbeda dengan tujuan.
Masyarakat kadang-kadang menjadi korban kekuasaan. Perempuan juga masih banyak yang hidup terbelakang.
Ini semua kata dia, karena kekuasaan belum mengelola sistem dengan baik. Kekuasaan belum melayani rakyatnya.
“Di sinilah saya merasa tergerak. Saya ingin memperbaiki sistem yang kurang baik itu lewat parlemen,” jelasnya.
Diakui Hilmi, tak mudah bekerja di tengah dominasi pria.
“Dinamika politik begitu keras. Kadang-kadang politisi perempuan itu agak sulit karena jumlahnya terbatas. Politisi pria masih mendominasi,” katanya.
Tapi ia percaya ketulusan. Hilmi yakin, dengan bekerja di bawah sistem, niat ikhlas, ia bisa membangun jaringan di akar rumput.
“Saya merasa tidak sendiri karena ada rakyat. Ada kaum perempuan. Mereka semua bersama saya untuk perubahan,” ucapnya.
Selain kiprahnya di dunia politik, Hilmi ternyata juga seorang entrepreneur. Beberapa tahun berkecimpung di dunia usaha, ia sukses membangun jaringan bisnis properti.
Hilmi tercatat sebagai direktur PT Zanur Prima Jaya. Jadilah kemudian ia memadukan dua profesi yang sama-sama menantang. Menjadi politisi sekaligus entrepreneur.
“Intinya seorang perempuan harus bergerak, walaupun saya di dunia politik dan entrepeneur tapi saya tidak pernah melupakan kodrat saya sebagai perempuan, istri, ibu dan juga anak,” pungkasnya.
“Jangan pernah takut untuk berjuang , jangan takut bermimpi , sebab dari sebuah mimpi akan melahirkan gerak motorik yang terhegemoni melalui otak sehingga kita mampu mencapai mimpi tersebut,” tutupnya.
GITA PUSPA OKTAVIO