PORTALMAKASAR.COM –– Cibiran seperti itu sudah menjadi makanan saya sehari-hari ketika duduk di bangku SMA dan bahkan sampai sekarang.
Meski saya selalu menanggapinya dengan senyum, dalam hati kecil saya selalu bertanya, “Apa salah saya sampai teman-teman segitunya? Apa berbadan besar haram dan dilarang Undang-undang?” Dan kalo dilihat-dilihat badan saya juga tidak terlalu besar,berat saya juga 58kg menurut saya itu masih normal.
Mereka semua biasanya hanya menganggap cibiran itu bahan bercandaan dan bercandaan seperti itu memang selalu dianggap remeh. Alih-alih hanya bercanda, pelaku bullying seringkali tak mempedulikan lagi perasaan orang lain.
Bahkan, label “dilarang baper (bawa perasaan)” seakan semakin menghalalkan bullying. Jika ada yang tersinggung, maka serempak akan menyebut orang tersebut terlalu baper dan nggak asik. Becanda dan dilarang baper kini tampaknya menjadi satu paket yang tak bisa dipisahkan.
Mungkin bukan hanya saya saja yang merasa, dan mungkin kalian yang bertubuh gendut juga merasakan bahwa kita selalu jadi bahan empuk bullying. Please, saya mohon tolong berhenti bully kami. Kami sama seperti kalian, makhluk ciptaan Tuhan yang juga punya hati dan perasaan. Bulli tidak akan pernah baik.
Tubuh kami memang tidak seperti kalian, yang terlihat baik-baik saja setelah makan makanan berat dan lain-lain. Kami tidak pernah komplain dengan tubuh kami setelah makan banyak.
Kita di sini sama-sama manusia dan makhluk sosial. Jadi tidak ada salahnya kan menyenangkan orang lain dengan berhenti membully kami para wanita gendut? Jaga lisan yah. Terima kasih. (*)