PORTALMAKASSAR.COM — Koordinator Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Jamroni, menyebutkan gempa di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pihaknya mencatat hingga 2018 gempa yang terjadi Indonesia sebesar 12.000 kali dari 7.000 kali pada tahun 2017.
Adanya peningkatan gempa yang terjadi di Indonesia sambung Jamroni artinya juga terjadi adanya peningkatan secara eksponensial atau ada lompatan kejadian.
“Lompatan kejadian ini harus bisa diantisipasi dengan teknologi, untuk Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan memasang alat pendeteksi gempa,” ucapnya, Jumat (12/7/2019).
Kata Jamroni, alat pendeteksi BMKG yang sudah terpasang sebanyak 8 titik di Wilayah Sulawesi Selatan.
“BMKG saat ini sedang bersiap memasang banyak lagi alat, bila alat makin banyak yang terpasang maka informasi semakin tinggi,” ujarnya.
Terkhusus di Kota Makassar, meskipun tidak ada riwayat gempa. Menurut Jamroni BMKG tetap akan melakukan pemasangan alat pendeteksi gempa.
“Saat ini memang Makassar belum ada alat pendeteksi gempa karena sudah berdekatan dengan Kabupaten Gowa yang saat ini sudah terpasang,” kata Jamroni.
Jamroni mengaku pemasangan alat tersebut di Kota Makassar, ditargetkan rampung tahun depan.
Sementara, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Hidayat mengatakan gempa di Sulsel terkadang dipengaruhi oleh patahan yang ada di wilayah Bone Walanae.
Sehingga terkait mitigasi yang dilakukan Pemerintah Kota Makassar melalui BPBD dengan memperketat pengawasan terhadap bangunan seperti melakukan pemeriksaan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
“Karena pengaruhnya disana, jadi terkait mitigasi gempa di makassar kita lakukan pengawasan terhadap bangunan, seperti kita periksa IMB dan gambarnya dan sebagainya apakah bangunan sudah layak dan tahan gempa,” kata Hidayat. (*)
MUH ERVIN SAPUTRA