PORTALMAKASSAR. COM — Pada prosesi pernikahan orang Bugis, kehadiran isi kempu merupakan sesuatu yang dianggap wajib dalam rangkaian proses pernikahan.
Kempu dan beragam isi, biasanya dibawa oleh keluarga pengantin laki-laki saat akan melakukan ijab kabul di rumah mempelai wanita.
Cara mengantar kempu ini dibungkus kain putih lalu dililitkan di leher seseorang pria dan berjalan disamping atau belakang pengantin laki-laki.
Demikian isi makalah Sekretaris Wilayah Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) Sulsel, Dr.H.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, saat tampil selaku pemateri pada seminar nasional digelar HPBI Pusat, sekaligus pelantikan pengurus baru HPBI baru-baru ini di Jakarta.
Makalah yang dibawakan itu berjudul “Makna Simbolik Isi Kempu sebagai Pernak Pernik Pernikahan Masyarakat Bugis”. Makalah ditulis bersama dengan Dr. Hasriani serta Sasmayunita.
“Kampu memuat beberapa jenis benda di dalamnya sarat dengan simbol yang merupakan bagian dari warisan leluhur turun temurun dilakukan. Isi kempu terdiri dari beberapa jenis benda dengan simbol masing-masing. Diantaranya ada tujuh helai daun nangka, merupakan lambang pengharapan dan doa agar hati kedua mempelai menyatu, ” ujarnya.
“Ada juga uang sebagai perwujudan harga diri dari mempelai pria. Jarum dan Benang, makna sebagai perekat selalu dipasangkan merekat hati kedua insan, ” tandas Wakil Rektor II Unismuh Makassar ini. (ma’ruf)