PORTALMAKASSAR.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum ada riset yang bisa membuktikan bahwa pasien yang sembuh dari virus corona akan lebih kebal. Tidak ada jaminan pasien tidak akan terinfeksi kembali.
“Belum ada bukti bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 tidak akan terinfeksi untuk kedua kalinya,” kata WHO dalam laporan ilmiah yang dipublikasikan Jumat.
WHO juga mengingatkan pemerintah agar tetap tidak meremehkan kondisi pasien yang telah sembuh. WHO meminta sertifikat kebal virus corona bagi pasien sembuh agar dipertimbangkan kembali.
“Pada titik pandemi ini, tidak ada cukup bukti tentang efektivitas kekebalan yang dimediasi antibodi untuk menjamin keakuratan ‘sertifikat kebal virus corona’,” tegas WHO.
Dilansir dari Kompaas.com, Maria Van Kerkhove dari WHO sebelumnya mengatakan tidak mengetahui apakah orang yang telah terpapar virus menjadi benar-benar kebal.
Laporan WHO yang baru terbit dan dilandasi pernyataan ilmiah menggarisbawahi tidak ada bukti bahwa orang yang sembuh dari Covid-19 memiliki kekebalan akan virus tersebut.
WHO memperingatkan, tes antibodi yang sudah dilakukan tidak cukup menunjukkan bahwa orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 menjadi kebal terhadap virus SARS-CoV-2.
Mary Hayden, juru bicara IDSA dan Kepala Divisi Penyakit Menular di Rush University Medical Center, mengatakan, pihaknya tidak mengetahui apakah pasien yang memiliki antibodi masih berisiko terinfeksi Covid-19 untuk kedua kalinya.
“Hingga saat ini, saya pikir kita harus berasumsi bahwa mereka (pasien sembuh Covid-19) bisa terinfeksi ulang,” ungkapnya.
Hayden juga mengatakan, hingga saat ini belum ada yang mengetahui antibodi dari Covid-19 yang muncul setelah sembuh memberikan perlindungan seperti apa.
Apakah perlindungan menyeluruh atau hanya parsial, dan berapa lama antibodi itu bertahan masih belum diketahui pasti.
“Untuk itu, masyarakat yang sudah sembuh dari Covid-19 dimohon tidak terburu-buru melakukan aktivitas normal. Tetap jaga jarak dan sebisa mungkin di rumah,” ungkap Hayden.
Hal ini perlu dilakukan agar orang yang sudah sembuh itu tidak menempatkan diri mereka ke risiko yang tidak perlu.
Karena seperti yang dijelaskan, hingga saat ini belum ada cukup bukti yang menyebut pasien sembuh Covid-19 kebal dari virus SARS-CoV-2.